Selasa, 30 Juni 2009

KETETAPAN HATI

Menyadari bahwa Allah berkata kepada kita, maka hal itu merupakan sesuatu yang sangat indah. Banyak kehidupan orang Kristen menjadi kering dan kosong karena tidak pernah memiliki ketetapan hati, didalam ayat bacaan ini, Yakobus hendak mengajarkan kepada setiap orang percaya tentang kualitas hidup kekristenan. Hidup kekristenan kita harus berbeda dengan orang-orang dunia, karena kekristenan memiliki standar hidup yang laur biasa, diantaranya adalah ketetapan hati. Tanpa kektetapan hati mustahil kita dapat menerapkan standar hidup yang lauar biasa seperti yang digambarkan Yakobus dalam bacaan ini, dimana Yakobus berkata “sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Tentu yang dimaksud Yakobus bukanlah dalam pengertian yang hafiah, tetapi hal ini bicara tentang kualitas hidup rohani orang percaya, dan kita harus memiliki ketetapan hati, sehingga Yakobus juga berkata, “orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.” Jadi kita sebagai orang yang percaya harus ada keyakinan dan tidak boleh bimbang atau ragu dalam mengikuti Tuhan. Karena kita sudah ada kepastian. Didalam kekristenan tidak ada kata mudah-mudahan dan selalu berbuat baik, yang ada kata pasti. Kalau orang dunia selalu berkata mudah-mudahan dan selalu berbuat baik dan banyak melakukan amal dll. Namun kita bukan hanya berbuat baik dan mudah-mudahan, tetapi pasti. Disisni juga Yakobus mengatakan bahwa dalam hidup kita pasti ada pencobaan, Dia berkata anggaplah suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam berbagai pencobaan. “pencobaan adalah musuh-musuh yang Allah pakai untuk menguji iman orang percaya. Kata pencobaan (peirasmos) mempunyai dua arti dasar dalam PB. Pertama, suatu untuk menjatuhkan kita yang datang dari setan (Mat 4:1-11, Yak. 1:13, I Tim 6:9) dan kedua, suatu untuk menyucikan, mengangkat, dan menguatkan kita. Ini datang dari Tuhan, dan seharusnya disebut “ujian”. Akan tetapi kalau kita melihat penggunaan kata “jatuh kedalam” (mengalami) dan penggantian kata peiramos dengan kata “ujian” dalam ayat 3, sangat kuat membuktikan arti yang kedua lebih tepat untuk kata “pencobaan” disini. Jadi pencobaan itu adalah ujian dalam bentuk kesukaran yang menyerang jemaat dan dilayani oleh Yakobus. Namun pencobaan seperti apa yang mereka alami? Yakobus tidak menyatakan secara jelas. Dia hanya mengatakan pencobaan “bermacam-macam” buktinya. Dalam surat ini kita akan menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi jemaat, yaitu: masalah keuangan 1:9, penganiayaan social dan ekonomi 2:6, dan penyakit 5:14.
Didalam hidup kita pasti ada tantangan ayat 2. kesukaran mendatangkan ketekunan ayat b3b. Mengapa orang kristen harus dipenuhi kebahagiaan setiap kali Allah menguji dia? Yakobus berkata, “Sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Mengapa iman perlu diuji atau ketetapan hati perlu diuji? Yakobus menyatakan bahwa proses pengujian ketetapan hati akan menghasilkan “ketekuanan” (hypomone). Kata I sering muncul dalam PB yang menyatakan kamampaun bertahan dalam menghadapi kemalangan , penderitaan dan penganiayaan. Namun “ketekunan” disini baklanlah sikap sekedar beertahan secara diam (pasif), lembut, pasrah kepada keadaan, tetapi aktif, kuat dan berani menghadapi penderitaan dan kesukaran, sehingga mampu untuk menjadi pemenang dan memuliakan Allah . Orang percaya diminta untuk meresponi pencobaan-pencobaan itu bekerja untuk menghasilkan iman yang sangat dalam dan kuat.
Hikmat. (ayat 5) . Orang percaya harus meminta hikmat dari Allah. Karena Dialah sumber hikmat. Allah adalah sumber hikmat, dan berjanji akan memberikan hikmat asalkan kita mau meminta kepadaNya dengan iman. Tidak dalam segala hal Allah berjanji untuk memberikan apa yang kita minta. Dalam hal dimana Ia tidak berjanji untuk memberikan, kita tetap boleh meminta,tetapi tentu saja kita belum tentu menerima apa yang kita minta. Tetapi dalam persoalan hikmat untuk menghadapi kesukara, ia memberikan janji bahwa Ia akan mengabulkan permintaan kita. Dan karena itu kita harus memintanya dengan beriman pada janjinya, dengan tidak bimbang.
Jangan bimbang (ayat 7,8). Yakobus menggambarkan orang bimbang sebagai “orang yang mendua hati” ayat 8 dan mereka “tidak akan tenang dalam hidupnya”. Orang yang mendua hati adalah orang yang mempunyai dua kepribadian (jiwa) dan tidak tetap dalam segala jalannya. PL menggambarkan orang yang hatinya bercabang sebagai orang yang berdosa (Maz 12:3, Hosea 10:2) sedangkan dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan sebagai orang yang diberkati. (Maz 119:2). Jadi iman menunjukan kesatuan hati sedangkan kebimbangan menunjukan kepada hati yang bercabang, terpecah dua. Orang yang mendua hati adalah orang yang mengaku sekaligus menyangkal dan keragu-raguanlah yang menyebabkan pertus tenggelam kedalam air ketika ia sedang berjalan diatas air untuk mendapatkan Yesus (Mat 14:26-31) Yakobus menjelaskan orang yang semacam ini janganlah mengira bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Jelas Allah tidak akan menjawab doa yang dipanjatkan dengan ketidak percayaan (Yak 5:16, Mat 6:24, Amsal 3:5).
Kesimpulannya: inilah keempat hal yang harus kita miliki agar kita mempunyai ketetapan hati untuk menjadi jemaat yang kuat dalam menghadapi berbagai pencobaan dalam hidup kita. Ketetapan hati merupakan salah satu cirri khas hidup kita. Seorang yang mempunyai ketetapan hati tidak mudah digoyangkan dan di selalu akan hidup dalam damai sejahtera karena ketetapan hatinya membuat kita dapat hidup dalam kehendak Tuhan, menaati Firman Tuhan dengan setia dan mampu menghadapi berbagai macam pencobaan.

Tidak ada komentar: