Minggu, 05 Juli 2009

KESAKSIAN JOHAN.G.S


Shalom Saudara yang kekasih dalam Kristus Yesus, pada saat ini kita akan mendengarkan mendengarkan kesaksian dari saudara kita Johan, bagaimana dan apa berkat yang dialami selama mengikuti SPK ( saya Pengikut Kristus ), menurut pengakuannya banyak berkat yang diperoleh melalui SPK. Baik saudara mari kita Simak bersama-sama.
Saya mendapatkan banyak hal yang luar biasa melalui SPK, saya mengalami pemulihan yang baru didalam Kristus. Saya diberkati dengan pengajaran tentang “memiliki hati yang benar” dimana dulu saya ngak mengerti bagaimana cara memiliki yang benar dihadapan sesame maupun dihadapan manusia. Setelah saya mengikuti SPK Kurang lebih tiga bulan saya mengikuti, saya banyak mengerti dan memahami tentang memiliki hati yang benar. Yang pertama adalah KUNCI PEMULIHAN;
1. MENGAKUI BAHWA KITA TERLUKA DAN PERLU PEMULIHAN ( Amsal 27:9 )
Kita harus terbuka untuk mengakui bahwa kita perlu dipulihkan. Iblis ingin terus melukai batin/ jiwa kita dengan penderitaan sejak awal kehidupan kita. Iblis memakai kata-kata dan perbuatan orang lain untuk merusak gambar diri kita. Senjata utama iblis adalah roh penolakkan sehingga kita merasa tidak berharga. Inilah pemikiran-pemikiran nagatif dan trauma masa lalu yang melukai kita.
2. YESUS MEMIKUL PENDERITAAN KITA DI KAYU SALIB (Yesaya 53:2-5)
Yesus bukan hanya memikul dosa kita tetapi juga penderitaan kita di kayu salib. Mari kita menyerahkan seluruh hidup kita di kayu salib. Oleh bilur Yesus kita disembuhkan dan menjadi berharga dimata Allah.
3. MELALUI SALIB KITA DAPAT MENGAMPUNI ( Kolose 3:13 )
Melalui salib kita menerima kasih Yesus didalam hati kita. Dan lewat kasih Yesus itulah kita diampuni, sehingga kita juga dapat mengampuni orang lain. Mari kita mengampuni dengan kasih Yesus bukan dengan kekuatan kita.

Mari kita memandang kepada salib Kristus. Pada salib itu Yesus ditolak dan menderita supaya kita diterima oleh Bapa. Ampunilah orang-orang yang telah melukai hidup saudara karena melalui pengampunan sakit hati kita disembuhkan.

saudara yang kekasaih dalam Tuhan, saya dulu sebelum saya mengenal Tuhan secara sungguh saya pernah berkelahi dengan orang tua saya, suatu ketika waktu saya masih duduk di kelas tiga SMK N 1 Sintang, waktu itu saya belum bayar SPP sekolah lalu suatu hari saya minta kepada orang tua saya terutama kepada ayah saya. Tapi respon dari ayah saya tidak seperti yang saya inginkan, ayah saya marah lalu ia mengambil sebuah pisau untuk melempar kearah saya tapi syukurnya masih ada sebuah dinding, sambil ia berkata “pergi kamu dari sini jangan pernah kembali lagi, percuma saja kamu sekolah ngak ada otak sama sekali.” (dengan nada yang keras). Saya juga panik melihat hal yang terjadi. Saya langsung ambil baju lalu pergi.
Waktu itu saya benar-benar sakit batin dan jiwa saya, tapi itu masa lalu saya saudara. Setelah saya mengikuti SPK ini saya mengerti untuk mengampuni, saudara saya yakin kita pasti diperhadapka dengan banyak masalah, terutama untuk saling mengampuni ini sangat sulit. Tapi ada satu yang dapat memampukan kita yaitu Yesus Kristus. Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.
Pesan saya kepada seluruh jemaat, jika kita mau hidup kita menjadi maksimal, maka tidak bisa tidak, kita harus mengalami dan tinggal dalam kerajaan Allah. SPK adalah sarana yang tepatbagi kita untuk belajar dan mengalami kerajaan Allah, sehingga kita bisa menjadi berkat bagi orang lain.

Jumat, 03 Juli 2009

Menantang Krisis

“Taruhlah kuali yang paling besar diatas api dan masaklah sesuatu makanan bagi rombongan nabi itu.”
II Raja-raja 4:38


Normalnya, tidak ada orang yang mau menghampiri keadaan bermasalah. Misalnya, jika sudah tahu lewat daerah labter rawan jika sudah jauh malam, orang pasti berpikir 10 kali jika mau lewat jalan itu jika dia sendiri dan bulu kuduk akan terangkat atau memilih tidak jalan pintas, atau, sudah tahu daerah Lapter rawan kecelakaan, orang akan sedapat mungkin lebih berhati- hati. Kalaupun ada yang bertindak sebaliknya, kita mungkin berkata orang itu sedang mencari masalah dan celaka saja.

Berbeda dengan Elisa. Saat itu sedang terjadi kelaparan di Gilgal. Namun, Elisa malah memutuskan kembali ke Gilgal ketika krisis sedang memuncak. Padahal, secara logika tidak ada yang dapat diharapkan di Gilgal. Pertanyaannya. “Mengapa Elisa melakukannya?” Firman Tuhan memberi tahu kita. Ternyata ia melakukannya dengan IMAN agar kehadirannya menjadi berkat bagi penduduk di sana. Kalau tidak ada krisis, mungkin orang tidak membutuhkannya. Namun dengan munculnya krisis pangan, ia beriman bahwa Tuhan akan berbuat sesuatu. Kepada bujangnya, Elisa memrintahkan agar ia menaruh kuali yang paling besar di atas api. Ia memerintahkan untuk dimasakkan makanan bagi serombongan nabi yang kelaparan. Apa yang terjadi? Tuhan melakukan mukjizat. Seorang dari Baal-Salisa membawa dua puluh jelai roti dan gandum kepada nabi. Ia pun memerintahkan agar roti itu diberikan kepada seratus nabi tersebut. Bujangnya pun binggung, bagaimana itu cukup? Namun, karena iaman Elisa, Allah turut berkary. Allah melipatgandakan roti yang ada sehingga rombongan nabi itu dapat makan sampai kenyang, bahkan bersisa (ayat 44).

Tidak jarang Allah melatih kita agar beriman kepadaNya di masa-masa sukar. Dapatkah saudara, misalnya, tetap berdoa saat anggaran sudah menipis di pertengahan bulan? Elisa menantang krisis bukan dengan tangan hampa. Ia menantang krisis dengan iman yang berpusat kepada Tuhan. Dan, Allah pun tidak mempermalukannya. Keajaiban terjadi. Ia dapat menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Allah yang kita percaya sama dengan Allah yang dipercaya Alisa. Asal memiliki iman, tentu kita juga dapat menantang krisis dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

Ditengah krisis kelaparan di Gilgal yang di alami oleh negeri ini. Tampillah Elisa seorang abdi Allah yang hidup dalam kebenaran. Alkitab mencatat, Elisa mempraktekkan imannya di hadapan bangsa Israel, ia berkata kepada Bujangnya “Taruhlah kuali itu yang paling besar di atas api dan masaklah sesuatu makanan bagi robongan nabi itu.” Tentu kita ingin memiliki iman seperti ini, tetapi yang menjadi persoalan adalah bagaimana caranya? Elisa manusia biasa yang sama seperti kita, artinya kalau Tuhan berkenan memakai Elisa untuk menyatakan kuasa, kita juga dapat di pakai Tuhan.

Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan agar kita dapat memiliki iman seperti Elisa.
1. Iman yang benar harus dimulai dari visi. Ayat 38.
Seorang beriman sesungguhnya telah melihat, mendengar, dan percaya kepada sesuatu yang belum orang lain ketahui. Seorang beriman akan berpegang teguh pada janji-janji Tuhan, serta menyakini banhwa Tuhan pasti mengenapinya. Iman dalam visi harus dilanjutkan dengan doa.
2. Iman yang sejati pasti akan melalui ujian (ayat 40)
Cirri khaas iman yang sejati itu tidak akan mudah terpengaruh oleh keadaan buruk atau negatif. Sekalipun maut siap menghadang.
3. Iman yang sejati pasti menghasilkan sesuatu.
Ketika Elisa tahu kelaparan di Gilgal dia mengambil keputusan untuk pergi ke sana, kemudian terjadilah mukjizat dan dia menjadi berkat bagi banyak orang.

Dengan iman, mari kita menantang Krisis ini!

BERDOA DENGAN TEKUN

Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku. (8:17)

Hug Latimer berkata, “tetesan iar hujan melubangi batu, bukan dengan kekuatan pisik yang kuat, namun dengan tetesan yang berulang-ulang.” Itukah kuasa ketekunan. Ketekunanlah yang membuat seseorang bisa meraih kesusesan. Tidak ada yang bisa menggantikn ketekunan. Bakat tidak bisa, buktinya ribuan orang berbakat tidak menjadi siapa-siapa. Kejeniusan tidak bisa, buktinya mereka memiliki banyak gelar juga tidak serta merta menjadi orang sukses.
Ketekunan akan membuat kita menjadi orang yang ulet, dan kuat menghadapi kegagalan. Kita tahu bahwa tidak ada presiden amerika yang pernah mengalami kegagalan seperti yang di alami oleh Abraham Lincoln. Modalnya yang mencapai kesuksesan hanya satu, ketekunan yang luar biasa walaupoun barangkali ia mengalami kegagalan.
Seperti apa ketekunan itu? Ketekunan adalah konisten dan kontinyu, artinya melakukan tindakan yang berulang-ulang sampai tujuan tercapai. Orang yang memiliki ketekunan tidak akan pernah berhenti, melainkan akan terus berusaha sampai apa yang diinginkan benar-benar tercapai. Ketekunan adalah komitmen dan kesungguhan, artinya tak cukup kita melakukan tindakan yang berulang-ulang saja. Melainkan kita harus melakukannya dengan penuh keseriusan, kesungguhan, komitmen yang kuat dan totalitas. Definisi yang lain dari ketekunan adalah unbea table atau tidak mudah dipatahkan. Ketika meghadapi tantangan dan masalah. Untuk menggambarkannya, kita bisamelihat gambaran bagaimana menenggelamkan bola karet disebuha kolam air, saat bola karet tersebut di tekan ke bawah, bola karet tersebut tidak akan tenggela, melainkan akan muncul kepermukaan lagi. Semakin kuat bola karet itu ditekan ke bawah, semakin kuat juga bola karet tersebut muncul kepermukaan. Itu beberapa definisi tentang ketekunan. Apakah kita sudah memiliki ketekunan? Ingatlah tidak ada yang bisa menggantikan temapat ketekunan untuk mencapai kesuksesan.

Selasa, 30 Juni 2009

MEMBANGUN KOMUNITAS

Kamu dapat mengembangkan komunitas yang sehat dan kuat yang hidup benar dengan Allah serta menikmati hasil-hasilnya hanya jika kamu berusaha bergaul baik satu sama lain dengan saling bersikap luhur dan hormat. (Yaobus 3:18)

Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. (Kis 2:42)
Komunitas membutuh komitmen
Dibutuhkan baik kuasa Tuhan dan usaha Anda untuk menghasilkan sebuah komunitas Kristen yana mengasihi. Sayangnya, banyak orang tumbuh dalam keluarga-keluarga dengan hubungan yang tidak sehat, jadi merek akurang keterampilan berhubungan untuk persekutuan yang sejati. Mereka harus diajar bagaimana bergaul dan berhubungan dengan orang lain dalam keluarga Allah.
Mengembangkan komunitas memebutuhkan kejujuran. Anda harus cukup peduli untuk mengatakan kebenaran dalam kasih, bahkan ketika Anda lebih suka tak mengacuhkan sebuah permasalahan. Alkitab menyurh Anda untuk “berpegang teguh kepada kebenaran dalam kasih” karena Anda tidak dapat memiliki komuitas tanpa keterus terangan. Salomo berkata, “siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir.” Kadangkala ini berarti cukup peduli untuk dengan kasih menantang seseorang yang sedang berbuat dosa atau tergoda untuk berbuat dosa. Paulus berkata, “Sudara-sudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh yang lemah lembut, sambil menjagas dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.”
Yang menyedihkan, ribuan persekutuan telah dihancurkan oleh kekurang jujuran. Paulus harus menegur jemaat korintus karena sikap diam mereka yang pasif dalam membiarkan imoralitas dalam persekutuan mereka. Mengembangkan komunitas membutuhkan kerendahan hati. Pementingan diri sendiri, kesombongan dan keangkuhan yang keras kepala menghancurkan persekutuan lebih cepat daripada segala hal yang lain. Keangkuhan membangun tembok diantara orang-orang; kerendahan hati membangun jembatan. Kerendahan hati adalah minyak yang melicinkan dan menyejukkan hubungan. Itulah sebabnya Alkitab berkata “….rendahkanlah dirimu seorang akan yang lain…” PAkain yang tepat bagi persekutuan adalah sebuah sikap rendah hati. Kelanjutan ayat diaas berkata “…sebab: “Tuhan menentang orang yang congkak tetapi mengasihi orang yang rendah hati..” kerendahhatian bukanlah merendahkan diri Anda sendiri, melainkan memikirkan diri sendiri lebih sedikit. Kerendahhatian berarti memikirkan orang lain lebih banyak. Orang yang rendah hati memfokuskan dirinya unruk melayani orang lain.
Mengembangkan komunitas membutuhkan penghormatan. Penghormatan adalah menghormati perbedaan-perbedaan Anda, bersikap maklum akan perasaan masing-masing, dan bersabar terhadap orang-orang yang membuat Anda kesal. Disetiap gereja dan disetiap kelompok kecil selalu ada paling itdak satu orang yang “sulit”, biasanya lebih dari satu. Orang-orang ini mungkin membutuhkan kebutuhan–kebutuhan emosi yang khusus, rasa tidak aman yang dalam, sikap yang menyebalkan, atau keterampilan social ayng buruk. Tuhan menaruh orang-orang ini ditengah-tengah Anda, baik bagi keutungan mereka maupun Anda. Mereka adalah kesempatan bagi pertumbuhan dan sebuah ujianpersekutuan: Akankah Anda mengasihi mereka yang sebagai saudara dan memperlakukan mereka dengan penuh martabat?
Mengembangkan komunitas membutuhkan kerahasiaan. Hanya dalam sebuah lingkungan aman daari penerimaan yang hangat dan kerahasiaan yang dapat dipercaya orang akan terbuka dan membagi luka-luka terdalamnya, kebutuhannya dan kesalahan-kesalahannya. Apa yang dibagikan dalam kelompok harus tinggal dalam didalam kelompok, dan kelompok tersebut perlu menyelesaikannya, bukan bergosip tentangnya. Tuhan menci gossip, khususnya ketika sisamarkan sebagai sebuah “permohonan doa” bagi orang lain. Tuhan berkata, orang yang curang menimbulkan pertengkaran, perpecahan, serta menghancurkan persekutuan, dan Tuhan sangat tegas bahwa Anda harus manentang mereka yang menyebabkan perpecahan diantara orang-orang kristen.
Mengembangkan komunitas membuthkan frekuansi. Anda harus memiliki kontak yang sering dan teratur dengan kelompok Anda untuk mebangun persekutuan yang sejati. Alkitab berkata, “Janganlah Anda menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah Anda, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah Anda saling menasehati dan semakin giat melakukannnya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Anda harus mengembangkan kebiasaan berkumpul bersama. Jemaat Kristen mula-mula berkumpul setiap hari “dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam bait Allah. Mereka memcahkan roti dirumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati…” Persekutuan membutuhkan sebuah Investasi waktu.

Belajar dari hidup jemaat mula-mula..

Kis. 2: 37-47
Jemaat Yang bertobat. Kis. 2:37-41.
Seorang jemaat menulis surat kepada Majelis Gereja yang isinya tentang pengunduran dirinya keanggotaan gereja. Hamba Tuhan dan Majelis Gereja sangat terkejut dengan surat pengunduran diri jemaat tersebut. Kemudian tim pelayanan gereja megadakan kunjungan kepada jemaat ini. Mereka semakin terkejut karena penjelasan dan alasan yang diungkapkan oleh jemaat ini. Jemaat ini berkata, saya dan keluarga tidak pergi kegereja mana-mana. Kami kecewa karena dahulu orang yang mengajak kami ke gereja berkata bahwa kalau menjadi orang Kristen hidupnya akan berhasil. Kenyataannya sampai sekarang hidup kami tetap seperti ini, tidak ada bedanya kami menjadi orang Kristen atau tidak. “sungguh suatu pernyataan yang mengagetkan. Dewasa ini, tidak sedikit orang yang datang ke gereja dan menjadi Kristen bukan karena mengalami pertobatan seperti jemaat mula-mula tetapi karena iming-iming keberhasilan, sukses, diberkati. Kis. 2:41. Bertobat artinya berbalik dari tidak percaya kepada Tuhan, menjadi percaya kepada Tuhan. Bertobat artinya berbalik dari melakukan perbuatan-perbuatan dosa, dan sekarang melakukan perbuatan yang benar dan berkenan di hati Tuhan. Bertobat adalah berpaling dari perbuatan yang sia-sia. Mari kita mengevaluasi kehidupan kita masing-masing, apakah kita telah menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh bertobat atau menjadi orang Kristen karena sesuatu alasan yang lain? Apakah kita benar-benar meninggalkan perbuatan dosa kita dan sekarang melakukan hehendak Allah? jikalau kita benar2 mari kita buktikan pada dunia bahwa kita sudah bertobat.
Berpegang Teguh pada Firman. Suatu kali terjadi perbedaan antara 2 anak kecil tentang kunang-kunang “Tahu nggak kunang2 terbuat dari apa? “kata anak yang satu. “kunang2 itu terbuat dari kuku orang mati, “ jawab yang lain. Anak pertama menyanggah, “Kamu salah, kunang-kunang itu adalah malaikat kecil yang diutus Tuhan untuk menerangi malam yang gelap, “Bagaimana kamu tahu?” Tanya anak yang kedua, “Kakekku menceritakannya seperti itu kepada ayahku dan aku mendengarnya dari ayahku, “jawab anak yang pertama. Anak kedua menyanggah lagi, “Tidak, kamu yang salh, menurut ibuku, kunang2 itu terbuat dari kuku orang mati. Lihat, kamu kunang2 itu munculnya dari kuburan,” mereka kemudian berdebat serius dan masing-masing mempertahankan pendapatnya yang mereka dengar dari orang tuanya dan kakek mereka. Alangkah kuatnya kekristen saat apabila setiap orang Kristen berpegang teguh pada Firman Tuhan seperti kedua anak tersebut yang memegang teguh pengajaran orang tua dan kakek mereka. Jemaat mula2 sudah memberikan teladan yang baik dalam hal berpegang teguh pada Firman Tuhan. Dalam ayat 42a, mereka bertekun. Kata tekun “memegang teguh, tetap melakukan dalam waktu yang cukup lama, tahan dan gigih. Inilah salah satu kunci kekuatan dan pertumbuha gereja, yaitu jika jemaat Tuhan bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan. Gereja akan akan segera mati jika fondasinya bukan ajaran Firman Tuhan.
Hidup dalam Persekutuan Kasih. Kis. 2:42, 44-47. Tahun 1765, John Fawcett dipanggil menjadi pendeta di sebuah gereja kecil di Wainsgate, Inggris. Dia bekerja di sana dengan rajin selama 7 tahun, tetapi gajinya kecil, sampai2 ia dan istrinya tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Meskipun jemaat miskin, mereka mengantikan kekurangan ini dengan kesetiaan dan kehanggatan persekutuan. Satu hari John Fawcett menerima panggilan dari gereja yang lebih besar di London. Setelah lama mempertimbangkan ia memutuskan untuk menerima panggilan itu. Saat keberangkatan mereka tiba, mereka memasukkan barang2 mereka yang sedikit itu kedalam kereta kuda. Sebagian besar dari anggota jemaat datang mengucapkan “selamat jalan”. Namun saat itu mereka meminta supaya jonh Fawcett dan istrinya mempertimbangkan kembali keputusan mereka. Sentuhan kasih yang besar ini membuat Jonh Fawcett dan istrinya menangis. Akhirnya Ny. Fawcett berkata keras, “Oh Jonh, saya tidak dapat menahan ini. Mereka membutuhkan kita! “Allah juga mengatakan hal yang sama dalam hatiku! Seru John Fawcett. “ kita tidak dapat menghancurkan keajaiban persekutuan ini.
Persekutuan dengan Tuhan. Ada seorang bapak tua yang sedang sakit. Keluarganya ke rumah sakit. Hari pertama berada di rumah sakit, suhu badannya belum turun bahkan cendrung naik. Saat suhu badannya mencapai 39 derajat celcius ia mulai mengigau, yaitu kata2 yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata yang berhubungan dengan kehidupan rohaninya. Dua kata yang jelas diucapkannya dan diulang-ulang adalah “haleluya” dan “puji Tuhan”. Memang banyak orang yang heran mendengar kata-2 yang diucapkan bapak ini, tetapi memang itulah yang mengambarkan kehidupan bapak ini sesungguhnya. Bapak ini adalah orang Kristen yang saleh dan takut akan Tuhan. Kehidupannya menjadi contoh bagi istrinya dan anak2nya, bahkan orang Kristen yang lain. Lebih dari pada itu persekutuan dengan Tuhan sangat nyata bagi orang2 yang berada di sekitar bapak ini. Waktu pembacaan firman Tuhan dan doanya cukup banyak dan ia rajin dalam ibadahnya dengan hati yang tulus. Ternyata anggapan mereka tidak keliru, itu jelas terlihat saat ia mengigau, apa yang dikatakannya itulah yang sebenarnya dijalaninya. Persekutuannya dengan Tuhan sungguh nyata dan terjaga baik dalam hidupnya.
Demikian juga apa yang ditunjukkan oleh jemaat mula2. Mereka mempunyai persekutuan yang baik dengan Tuhan. Persekutuan mereka dengan Tuhan ditunjukkan dalam memecahkan roti dan berdoa bersama. Memecahkan roti merupakan kegiatan untuk menuruti perintah tuhan Yesus seperti dikatakan dalam Luk. 22:19. 1 Yoh. 1:6, persekutuan dengan Tuhan inilah yang menetukan keberhasilan jemaat mula-mula dalam menjalani di antara mereka dan menjadi saksi bagi orang lain.
Bagaimana kehidupan doa saudara?
Kesimpulan: inilah kempat teladan yang dimiliki oleh jemaat mula-mula untuk kita teladani agar jemaat kita bertumbuh.

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM

Tuhan kiranya tersenyum kepadamu………….. (Bilangan 6:25)
Tersenyumlah padaku, hambaMu; ajarilah aku cara yang benar untuk hidup. (mazmur 119:135)

Senyum Tuhan adalah tujuan hidup Anda
Pada zaman Nuh, seluruh dunia telah mengalami kemerosotan moral. Setiap orang hidup bagi kesenangan mereka sendiri, bukan bagi Tuhan. Tuhan merasa begitu jijik dengan manusia sehingga mempertimbangkan untuk memusnahkannya. Namun ada satu orang yang membuat Tuhan tersenyum. Alkitab berkata bahwa Nuh adalah kesukaan bagi Tuhan. Tuhan berkata bahwa orang ini menyenangkan-Nya. Ia membuat-Nya tersenyum. Tuhan akan memulai lagi dengan keluarganya. Karena Nuh menyenangkan Tuhan, Anda sekarang hidup. Dari kehidupan Nuh, Anda mampelajari lima tindakan penyembahan yang membuat Tuhan tersenyum.
Tuhan tersenyum ketika Anda mengasihi-Nya di atas segalanya. Nuh mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu didunia ini, bahkan ketika tidak ada orang yang mengasihi Tuhan. Alkitab menceritakan bahwa diseluruh hidupnya, Nuh dengan konsisten mengikuti kehendak Tuhan dan menikmati hibungan yang akrab dengan-Nya. Pencipta Anda ingin bersekutu dengan Anda.
Tuhan tersenyum ketika Anda percaya kepada-Nya sepenuhnya. Nuh menyenangkan Tuhan karena ia percaya kepada Tuhan, bahkan ketika hal itu tidak masuk akal, alkitab berkata bahwa oleh iman, Nuh membangun bahtera di atas daratan yang kering. Ia diperingatkan tentang sesuatu yang tidak bisa dilihatnya, bertindak sesuatu yang diperintahkan kepadanya.
Tuhan tersenyum ketika Anda menaati-Nya sepenuh hati. Alkitab menceritakan bahwa Nuh melakukan segalanya tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Perhatikan bahwa Nuh taat sepenuhnya ( tidak ada intruksi yang diabaikan ) dan tepat (sebagaimana dan pada waktu Tuhan menghendaki diselesaikan). Ia menaati Tuhan sepenuh hati.
Tuhan tersenyum ketika Anda memuji mengucap syukur kepada-Nya terus-menerus. Tindakan pertama Nuh setelah selamat dari air bah adalah mengucapkan syukurnya kepada TUHAN dengan mempersembahkan korban bakaran.
Tuhan tersenyum ketika Anda menggunakan kemampuan Anda. Seperti orang tua yang bangga, Tuhan secara khusus sangat menikmati melihat Anda menggunakan talenta dan kemampuan yang telah diberikan-Nya kepadamu. Anda tidak memuliakan atau menyenangkan Tuhan dengan menyembunyikan kemampuan atau dengan mencoba menjadi orang lain. Anda menyenangkan-Nya dengan menjadi diri sendiri. Mulailah gunakan kemampuan Anda bagi kesenangan Tuhan. Amen…...

Berkata dan bertindak dengan iman

Markus 5:28

Bahasa sangat penting untuk kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia memang membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Namun, sejak Tuhan mengacaukan bahasa yang ada di dunia ini (kej. 11:7) muncul kendala bahasa yang sering membuat orang susah berhubungan dengan orang lain yang tertinggal di tempat yang berlainan bahasa. Kini kiatpun harus belajar bahasa asing untuk berkomunikasi dengan Negara asing.
Entah ada apa bahasa yang ada di dunia ini, mungkin lebih dari puluhan ribu. Di pulau kalimatan barat ini ada bahasa yang di dalamnya mencakup banyak corak bahasa dan dialek yang berbeda-beda lagi. Tak jarang, muncul salah paham akibat penggunaan kata-kata yang di daerah A dianggap biasa tapi di daerah B dianggap tidak sopan, dan sebaliknya. Jadi, bahasa adalah syarat utama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi tanpa bahasa tidak akan berjalan, bahkan komunikasi tanpa bahasa yang tepat pun bisa mengakibatkan masalah.
Kisah seorang wanita yang kita baca hari ini sangat mengherankan. Dari sekian banyak orang yang hadir saat itu kenapa hanya perempuan yang sakit pendarahan saja yang belum sembuh? Bukankah jika Yesus datang banyak orang yang mengerumuninya dan mereka juga bisa menjamah jubah yesus? Apa yang membedakan? Yang membedakan adalah “bahasa” yang digunakan oleh perempuan tersebut. “Bahasa” perempuan itu adalah IMAN ( ay 28). Hanya karena perempuan itu saja yang “nyambung dengan “bahasa” Tuhan, ia pun sembuh.
Sudahkah kita “nyambung’ dengan Tuhan? Apakah doa saudara seakan-akan tidak pernah dijawab? Bisa jadi itu karena bahasa yang kita gunakan masih bahasa dunia yang hanya melihat apa yang ada saja. Hari ini, dari kisah perempuan yang menerima mujizat dari Tuhan, kita tahu ada rahasia agar doa kita nyambung dengan Tuhan. Gunakan bahasa Iman. Agar tahun 2009 ini kita sungguh-sungguh mengelami tahun kelimpahan, maka kita terus mulai belajar untuk selalu berkata dan bertindak dengan iman. Dengan selalu berkata dan bertindak dengan iman maka kita akan melihat dengan mata kepala kita sendiri, bagaimana sampai akhir tahun 2009 Tuhan akan memberkati kita dengan berlimpah-limpah.

Ada 3 contoh peristiwa dari Alkitab yang dapat kita teladani agar kita dapat belajar untuk berkata dan bertindak dengan iman.
1. Peristiwa Perjumpaan Yesus Dengan Perwira di Kapernaum (8:5-13).
Melalui peristiwa perjumpaan Tuhan Yesus dengan perwira dari kaparnaum yang dicatat di dalam Matius 8:5-13, kita dapat belajar bagaimana berkata dan bertindak dengan iman. Perwira itu begitu yakin dan begitu percaya dengan kuasa Yesus, sehingga ia berkata agar Yesus tidak perlu datang kerumahnya untuk menyembuhkan hambanya itu. Ini merupakan suatu contoh iman yang luar biasa yang patut untuk kita teladani. Jika kita ingin melihat tahun kelimpahan sungguh-sungguh terjadi, maka kita harus percaya, bahwa hanya dengan perkataan-Nya saja, Tuhan Yesus sanggup untuk mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Perkatakanlah apa yang dikatakan oleh perwira tersebut dan lakukanlah seperti apa yang ia lakukan, maka kita akan melihat mujizat dan kuasa Tuhan dinyatakan.
Mengapa kita sering mengelami kegagalan di dalam kehidupan kita? Sebab kita sering tidak mengucapkan hal-hal yang negative daripada hal-hal yang negative pula yang akan terjadi di dalam kehidupan kita.
Sebaliknya kalau kita mengucapkan hal-hal yang positif pula yang akan terjadi di dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu belajarlah untuk memperkatakan kata-kata yang positif dan penuh iman..

2. Peristiwa Perjumpaan Yesus dengan wanita kanaan. (Mat. 15:21-28).

Menurut sejarah dan tradisi Israel, orang Israel dilarang untuk bergaul dengan orang kanaan, sehingga berkat orang Israel tidak pantas untuk diberikan dan diterima oleh orang kanaan. Itulah sebab mengapa dalam kisah ini Yesus seakan-akan tidak tidak menggubris permintaan wanita kanaan tersebut. Namun karena wanita ini merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dan ia berkata-kata serta bertindak dengan iman, maka ia menerima sesuatu yang seharusnya tidak layak untuk ia terima. Ia mengelami mujizat Tuhan karena ia berkata-kata dan bertindak dengan iman. Hal yang sama juga pasti akan kita alami di tahun ini, jika kita mau belajar untuk berkata-kata dan bertindak dengan iman seperti yang telah dilakukan oleh wanita kanaan dalam kisah ini.

3. Peristiwa Petrus Berjalan Di Atas Air. (Mat. 14:22-33).
Di dalam sejarah umat manusia, belum pernah ada seorang manusia yang pernah berjalan di atas air, namun Petrus tercatat sebagai satu-satunya rasul yang dapat berjalan di atas air. Apa yang yang membuat Petrus dapat berjalan di atas air? Jawabannya adalah IMAN. Ia mendengar perkataan Yesus, dan ia bertindak. Ia melangkahkan kakinya keluar dari perahu dan mulai berjalan di atas air. Namun sayangnya, ketika ia merasakan angin kencang berhembus di sekelilingnya, ia mulai bimbang dan ragu, sehingga akhirnya ia mulai tenggelam. Namun Tuhan Yesus segera memegang tanggannya dan mengangkat Petrus kembali, sehingga ia tidak jadi tenggelam.
Bukankah seringkali kita mengelami hal yang sama seperti yang telah dialami oleh Petrus? Kita sudah memulai dengan iman, namun ketika ada gangguan, iman kita mulai menjadi lemah, sehingga akhirnya kita tidak mengelami mujizat yang Tuhan sediakan bagi kita.
Agar kita sungguh-sungguh dapat mengelami kelimpahan di tahun ini, maka kita harus berani untuk berkata dan bertindak dengan iman sekalipun da banyak gangguan-gangguan tersebut menggoyahkan iman percaya kita kepada janji Tuhan.oleh sebab itu ucapkanlah selalu kata-kata yang positif dan penuh iman, dan mulailah untuk bertindak dengan iman. Maka janji Tuhan akan kita alami dalam kehidupan kita. Inilah ketiga contoh dalam Alkitab yang dapat kita teladani agar kita dapat berkata dan akan mengelami hidup yang berkelimpahan di tahun 2009 ini.