Selasa, 30 Juni 2009

Belajar dari hidup jemaat mula-mula..

Kis. 2: 37-47
Jemaat Yang bertobat. Kis. 2:37-41.
Seorang jemaat menulis surat kepada Majelis Gereja yang isinya tentang pengunduran dirinya keanggotaan gereja. Hamba Tuhan dan Majelis Gereja sangat terkejut dengan surat pengunduran diri jemaat tersebut. Kemudian tim pelayanan gereja megadakan kunjungan kepada jemaat ini. Mereka semakin terkejut karena penjelasan dan alasan yang diungkapkan oleh jemaat ini. Jemaat ini berkata, saya dan keluarga tidak pergi kegereja mana-mana. Kami kecewa karena dahulu orang yang mengajak kami ke gereja berkata bahwa kalau menjadi orang Kristen hidupnya akan berhasil. Kenyataannya sampai sekarang hidup kami tetap seperti ini, tidak ada bedanya kami menjadi orang Kristen atau tidak. “sungguh suatu pernyataan yang mengagetkan. Dewasa ini, tidak sedikit orang yang datang ke gereja dan menjadi Kristen bukan karena mengalami pertobatan seperti jemaat mula-mula tetapi karena iming-iming keberhasilan, sukses, diberkati. Kis. 2:41. Bertobat artinya berbalik dari tidak percaya kepada Tuhan, menjadi percaya kepada Tuhan. Bertobat artinya berbalik dari melakukan perbuatan-perbuatan dosa, dan sekarang melakukan perbuatan yang benar dan berkenan di hati Tuhan. Bertobat adalah berpaling dari perbuatan yang sia-sia. Mari kita mengevaluasi kehidupan kita masing-masing, apakah kita telah menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh bertobat atau menjadi orang Kristen karena sesuatu alasan yang lain? Apakah kita benar-benar meninggalkan perbuatan dosa kita dan sekarang melakukan hehendak Allah? jikalau kita benar2 mari kita buktikan pada dunia bahwa kita sudah bertobat.
Berpegang Teguh pada Firman. Suatu kali terjadi perbedaan antara 2 anak kecil tentang kunang-kunang “Tahu nggak kunang2 terbuat dari apa? “kata anak yang satu. “kunang2 itu terbuat dari kuku orang mati, “ jawab yang lain. Anak pertama menyanggah, “Kamu salah, kunang-kunang itu adalah malaikat kecil yang diutus Tuhan untuk menerangi malam yang gelap, “Bagaimana kamu tahu?” Tanya anak yang kedua, “Kakekku menceritakannya seperti itu kepada ayahku dan aku mendengarnya dari ayahku, “jawab anak yang pertama. Anak kedua menyanggah lagi, “Tidak, kamu yang salh, menurut ibuku, kunang2 itu terbuat dari kuku orang mati. Lihat, kamu kunang2 itu munculnya dari kuburan,” mereka kemudian berdebat serius dan masing-masing mempertahankan pendapatnya yang mereka dengar dari orang tuanya dan kakek mereka. Alangkah kuatnya kekristen saat apabila setiap orang Kristen berpegang teguh pada Firman Tuhan seperti kedua anak tersebut yang memegang teguh pengajaran orang tua dan kakek mereka. Jemaat mula2 sudah memberikan teladan yang baik dalam hal berpegang teguh pada Firman Tuhan. Dalam ayat 42a, mereka bertekun. Kata tekun “memegang teguh, tetap melakukan dalam waktu yang cukup lama, tahan dan gigih. Inilah salah satu kunci kekuatan dan pertumbuha gereja, yaitu jika jemaat Tuhan bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan. Gereja akan akan segera mati jika fondasinya bukan ajaran Firman Tuhan.
Hidup dalam Persekutuan Kasih. Kis. 2:42, 44-47. Tahun 1765, John Fawcett dipanggil menjadi pendeta di sebuah gereja kecil di Wainsgate, Inggris. Dia bekerja di sana dengan rajin selama 7 tahun, tetapi gajinya kecil, sampai2 ia dan istrinya tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Meskipun jemaat miskin, mereka mengantikan kekurangan ini dengan kesetiaan dan kehanggatan persekutuan. Satu hari John Fawcett menerima panggilan dari gereja yang lebih besar di London. Setelah lama mempertimbangkan ia memutuskan untuk menerima panggilan itu. Saat keberangkatan mereka tiba, mereka memasukkan barang2 mereka yang sedikit itu kedalam kereta kuda. Sebagian besar dari anggota jemaat datang mengucapkan “selamat jalan”. Namun saat itu mereka meminta supaya jonh Fawcett dan istrinya mempertimbangkan kembali keputusan mereka. Sentuhan kasih yang besar ini membuat Jonh Fawcett dan istrinya menangis. Akhirnya Ny. Fawcett berkata keras, “Oh Jonh, saya tidak dapat menahan ini. Mereka membutuhkan kita! “Allah juga mengatakan hal yang sama dalam hatiku! Seru John Fawcett. “ kita tidak dapat menghancurkan keajaiban persekutuan ini.
Persekutuan dengan Tuhan. Ada seorang bapak tua yang sedang sakit. Keluarganya ke rumah sakit. Hari pertama berada di rumah sakit, suhu badannya belum turun bahkan cendrung naik. Saat suhu badannya mencapai 39 derajat celcius ia mulai mengigau, yaitu kata2 yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata yang berhubungan dengan kehidupan rohaninya. Dua kata yang jelas diucapkannya dan diulang-ulang adalah “haleluya” dan “puji Tuhan”. Memang banyak orang yang heran mendengar kata-2 yang diucapkan bapak ini, tetapi memang itulah yang mengambarkan kehidupan bapak ini sesungguhnya. Bapak ini adalah orang Kristen yang saleh dan takut akan Tuhan. Kehidupannya menjadi contoh bagi istrinya dan anak2nya, bahkan orang Kristen yang lain. Lebih dari pada itu persekutuan dengan Tuhan sangat nyata bagi orang2 yang berada di sekitar bapak ini. Waktu pembacaan firman Tuhan dan doanya cukup banyak dan ia rajin dalam ibadahnya dengan hati yang tulus. Ternyata anggapan mereka tidak keliru, itu jelas terlihat saat ia mengigau, apa yang dikatakannya itulah yang sebenarnya dijalaninya. Persekutuannya dengan Tuhan sungguh nyata dan terjaga baik dalam hidupnya.
Demikian juga apa yang ditunjukkan oleh jemaat mula2. Mereka mempunyai persekutuan yang baik dengan Tuhan. Persekutuan mereka dengan Tuhan ditunjukkan dalam memecahkan roti dan berdoa bersama. Memecahkan roti merupakan kegiatan untuk menuruti perintah tuhan Yesus seperti dikatakan dalam Luk. 22:19. 1 Yoh. 1:6, persekutuan dengan Tuhan inilah yang menetukan keberhasilan jemaat mula-mula dalam menjalani di antara mereka dan menjadi saksi bagi orang lain.
Bagaimana kehidupan doa saudara?
Kesimpulan: inilah kempat teladan yang dimiliki oleh jemaat mula-mula untuk kita teladani agar jemaat kita bertumbuh.

Tidak ada komentar: